“Do not save what is left after spending, but spend what is left after saving.”
— Warren Buffett
Kamu pernah ngerasa nggak sih…
Setiap awal bulan tuh rasanya kaya raya, tapi masuk minggu ketiga dompet tiba-tiba jadi kurus?
Atau kamu sering bilang, “Bulan depan ah mulai nabung…” tapi eh… bulan depannya kok sama aja? 😅
Tenang, kamu bukan sendirian.
Ini masalah mayoritas mahasiswa dan karyawan pemula. Bukan karena kamu boros—tapi karena kamu belum punya sistem.
Dan di sinilah banyak orang salah paham: mereka kira menabung itu butuh gaji gede.
Padahal, kuncinya bukan nominal, tapi cara mainnya.
Hari ini, kita bakal bahas strategi menabung yang simpel, realistis, anti-muluk-muluk, dan yang paling penting: bisa kamu mulai bahkan kalau gaji/uang saku kamu cuma 1 jutaan.
Siap? Yuk mulai.
Kenapa Banyak Orang Nggak Bisa Nabung, Padahal Gajinya Cukup?
Coba jujur dulu… kamu pernah mikir gini?
- “Kayaknya gajiku kecil banget buat nabung.”
- “Nabung tuh nanti aja… kalau gajiku udah naik.”
- “Ah, nikmati aja dulu… hidup cuma sekali.”
Hihihi… ketahuan, ya?
Padahal kalau dipikir lagi, mau gaji kecil atau gede, kalau gaya hidup terus naik… ya tetap aja habis.
Masalahnya bukan di jumlah uang, tapi di pattern.
Orang gagal nabung bukan karena kurang uang, tapi karena:
- Nabungnya pakai sisa uang (yang mana hampir selalu nggak ada sisanya).
- Tidak punya sistem otomatis.
- Banyak bocor halus (ngopi 20 ribu, jajan 15 ribu, Shopee 30 ribu, tau-tau ilang 300 ribu).
- Mindset “aku pantas reward” tiap stres dikit 🤣
Kalau kamu bisa atur 100 ribu, kamu bisa atur 1 juta. Kalau kamu nggak bisa atur 1 juta… percayalah, 10 juta pun tetap habis entah ke mana.
Peluang Besar: Nabung Pemula Itu Harusnya Gampang (Kalau Pakai Formula yang Tepat)
Kebanyakan orang memulai dari rumus ribet.
Padahal buat pemula, kamu cuma butuh satu hal:
👉 Sistem yang mudah, otomatis, dan nggak perlu mikir tiap hari.
Kok harus otomatis?
Karena kalau nabungnya pakai “niat”, ya wassalam. Niat itu musuh terbesar dompet wkwk.
Begitu duit masuk, langsung sisihkan. Jangan tunggu akhir bulan.
Nama kerennya: Pay Yourself First.
Kedengarannya simpel, tapi ini game changer banget.
Dengan sistem ini, kamu nggak perlu punya “discipline superhuman”. Yang penting sistemnya bekerja bahkan kalau kamu lupa.
Sebelum Masuk Teknik: Apa Itu Menabung (Beneran)?
Ada tiga jenis “nabung” dan banyak orang salah kaprah:
1. Nabung Survival (untuk darurat)
Tujuan: jaga-jaga kalau sakit, HP rusak, atau harus pulang kampung mendadak.
Wajib dimiliki, minimal 1–3 bulan kebutuhan.
2. Nabung Target (untuk tujuan tertentu)
Contoh: beli laptop, DP kos baru, ambil kursus, dll.
3. Nabung Investasi (untuk masa depan)
Ini level lanjut. Nggak usah mikirin dulu kalau yang basic aja belum jalan.
Buat pemula? Fokus 1 dan 2 dulu.
Jangan terbang dulu ke “investasi saham” kalau nabung 200 ribu aja belum konsisten.
Santai, pelan-pelan.
Masalah Umum yang Bikin Susah Nabung (dan Cara Ngalahinnya)
1. Pengeluaran kecil yang nggak kerasa tapi ngabisin
Jajan 15 ribu, kopi 18 ribu, ojek 12 ribu…
Sehari habis 50 ribu. Sebulan? 1,5 juta.
Padahal kamu mungkin merasa: “Lah? Kok nggak kerasa?”
Solusi:
Pasang budget bocor halus maksimal 10–15% dari penghasilan. Gunakan amplop digital (e-wallet terpisah).
2. FOMO dan belanja impulsif
Diskon 11.11, 12.12, flash sale… hati kamu bilang “perlu”, padahal cuma ingin.
Solusi:
Gunakan teknik Tunda 24 Jam.
Kalau 24 jam kemudian kamu masih kepikiran, baru beli. 70% keinginan biasanya hilang.
3. Tidak punya arah
Banyak orang gagal karena nabungnya “nggak jelas buat apa”.
Solusi:
Tentukan 1 tujuan SMART (misal: nabung RP 300 ribu/bulan buat beli HP dalam 6 bulan).
Tujuan jelas = motivasi kuat.
4. Overthinking mau mulai
“Nanti kalau gagal gimana?”
“Nanti kalau nggak konsisten?”
Hihihi… ya itu wajar.
Yang penting mulai sekecil apapun.
Solusi:
Mulai dari 20 ribu per minggu. Serius. Nggak perlu keren dari awal.
Solusi Utama: Teknik Menabung Praktis + Hitungan Realistis
Rumus Simpel: 50–30–20 (versi mahasiswa & karyawan pemula)
Tapi kita modifikasi biar lebih realistis.
50% kebutuhan wajib
Makan, kos, transport, pulsa.
30% gaya hidup & bocor halus
Jajan, hiburan, nongkrong.
20% tabungan atau target
Ini wajib disisihkan di awal.
Sekarang kita masuk 3 skenario real.
🪙 Skenario 1: Uang Saku Rp1.000.000/bulan (mahasiswa)
- Kebutuhan (50%) → Rp500.000
- Lifestyle (30%) → Rp300.000
- Tabungan (20%) → Rp200.000
Rp200.000 sebulan = Rp6.000.000 dalam 2,5 tahun.
Cuma dari konsisten nabung 200 ribu.
Keren kan?
🪙 Skenario 2: Gaji Rp3.000.000/bulan
- Kebutuhan → Rp1.500.000
- Lifestyle → Rp900.000
- Tabungan → Rp600.000
Rp600.000/bulan = Rp7.200.000 setahun.
Setahun bisa beli laptop mid-range tanpa nyicil.
🪙 Skenario 3: Gaji Rp5.000.000/bulan
- Kebutuhan → Rp2.200.000–2.500.000
- Lifestyle → Rp1.500.000
- Tabungan → Rp1.000.000
Rp1.000.000/bulan = Rp12 juta setahun.
Cukup buat dana darurat 2–3 bulan + beli aset produktif kecil-kecilan.
Kelebihan Teknik Ini (Kenapa Pemula Harus Mulai dari Sini)
1. Tidak butuh mindset “harus kuat menahan godaan”
Semuanya otomatis.
2. Tidak perlu gaji besar
Mau uang saku sejuta pun bisa.
3. Bisa disesuaikan kondisi
Mau nabung 10%, 5%, 2% — yang penting mulai.
4. Anti ribet
Tidak perlu aplikasi mahal. E-wallet pun cukup.
5. Bisa naik level kalau sudah konsisten
Setelah 3 bulan stabil → baru masuk investasi.
Kamu Nggak Butuh Gaji Besar Buat Nabung — Kamu Butuh Sistem
Banyak orang nunggu kaya dulu baru mulai nabung.
Padahal justru kebalik: kamu nabung dulu, baru pelan-pelan kaya.
Mulai dari kecil.
Mulai dari 10 ribu sehari.
Mulai dari “yang penting mulai”.
Karena kebiasaan kecil itu yang nanti bikin masa depan kamu jauh lebih aman, nggak gampang stres, dan punya pilihan hidup lebih banyak.
Siap mulai menabung dengan versi simpel & realistis? ✨
