Extreme Ownership: Kunci Powerfull Kendalikan Hidup & Karier

Daftar Isi
"Pemimpin sejati itu kayak kapten kapal. Kalau kapalnya nabrak karang, dia enggak akan nyalahin ombak, badai, atau kru yang ngantuk. Dia berdiri paling depan dan bilang, 'Ini salah gue, dan gue yang akan benerin.' Itu baru Extreme Ownership!"

Mengapa Kita Sering Merasa Jadi Korban Keadaan?

Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup ini kok kayaknya cuma jadi "korban" dari berbagai situasi?

Deadline mepet salah tim, target nggak tercapai karena kondisi pasar, atau rencana bisnis berantakan gara-gara kompetitor?

Kita cenderung gampang banget nyalahin faktor eksternal, bukan? "Ini semua salah dia," "Ini salah sistem," atau "Ini bukan rezeki gue."

Jujur aja, kita semua pernah di titik itu.

Rasanya lebih gampang menunjuk jari ke luar daripada melihat ke dalam.

Tapi, sadarkah kamu, kebiasaan menyalahkan ini adalah salah satu penghalang terbesar untuk maju?

Selama kita menempatkan kendali di tangan orang lain atau di luar diri kita, kita akan selamanya merasa tidak berdaya.

Extreme Ownership - Actionesia

Nah, di sinilah konsep Extreme Ownership masuk. Ini bukan cuma istilah keren, tapi filosofi hidup yang powerful banget, terutama dalam dunia karier dan bisnis. 

Seperti yang sudah disinggung di artikel kita "Ubah Mindset, Hidup Berubah: Panduan Lengkap Anti-Berantakan", Extreme Ownership adalah puncak dari ownership mindset.

Ini adalah gagasan bahwa kamu bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang terjadi di dalam lingkup pengaruhmu, tanpa terkecuali.

Nggak ada alasan, nggak ada pembenaran.

Hanya tanggung jawab.

Artikel ini akan membahas apa itu Extreme Ownership, mengapa ini sangat fundamental, dan bagaimana kamu bisa menerapkannya untuk mengambil kendali penuh atas hidupmu, baik di lingkungan profesional maupun personal. Siap buat level up?

Apa Itu Extreme Ownership? Lebih dari Sekadar Tanggung Jawab

Konsep Extreme Ownership dipopulerkan oleh Jocko Willink dan Leif Babin, dua mantan Navy SEALs yang mengadaptasi pelajaran dari medan perang ke dunia bisnis dan kepemimpinan.

Intinya sederhana tapi revolusioner: Sebagai pemimpin, kamu harus bertanggung jawab 100% atas semua hal yang terjadi pada timmu atau dalam misimu, baik itu keberhasilan maupun kegagalan.

Ini berarti:

 * Tidak Ada Alasan: Jika ada yang salah, itu adalah tanggung jawabmu, bahkan jika kamu merasa itu bukan salahmu secara langsung. Kamu yang harus mencari solusi.

 * Tidak Ada Pembenaran: Gagal mencapai target? Jangan salahkan kondisi pasar atau tim yang kurang mumpuni. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya lakukan lebih baik?"

 * Fokus pada Kontrolmu: Kamu mungkin tidak bisa mengontrol cuaca, ekonomi, atau tindakan orang lain. Tapi kamu 100% bisa mengontrol bagaimana kamu bereaksi, merespons, dan merencanakan.

Ini adalah bentuk ownership mindset yang paling ekstrem.

Jika ownership mindset mengatakan "Saya bertanggung jawab atas tindakan saya," Extreme Ownership melangkah lebih jauh dengan mengatakan "Saya bertanggung jawab atas hasil dari semua yang saya pengaruhi."

Contoh Nyata Penerapan Extreme Ownership

Coba bayangkan skenario ini:

 * Situasi: Sebuah tim penjualan gagal mencapai target bulanan.

 * Respon Tanpa Extreme Ownership: "Tim sales lain kurang semangat," "Produk kita terlalu mahal," "Ekonomi lagi lesu," "Kompetitor curang." (Menyalahkan eksternal)

 * Respon Dengan Extreme Ownership (dari Lead Sales): "Sebagai lead sales, saya bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini. Mungkin strategi yang saya berikan kurang jelas. Mungkin saya kurang melatih tim dengan baik. Mungkin saya tidak cukup memotivasi mereka. Apa yang bisa saya ubah besok untuk memastikan kami mencapai target?" (Melihat ke dalam, mencari solusi, mengambil kendali)

Perbedaan ini sangat krusial.

Respon kedua memberimu kekuatan untuk bertindak dan mengubah keadaan, sementara respon pertama hanya membuatmu jadi korban pasif.

Mengapa Extreme Ownership Sangat Powerfull dalam Karier dan Bisnis?

Menerapkan Extreme Ownership dapat mengubah banyak hal dalam perjalanan profesionalmu.

 * Meningkatkan Kredibilitas dan Respek: Ketika kamu berani mengambil tanggung jawab penuh, orang lain (bos, kolega, karyawan, klien) akan melihatmu sebagai individu yang kuat, bertanggung jawab, dan dapat diandalkan. Ini membangun kepercayaan.

 * Mendorong Solusi, Bukan Masalah: Dengan tidak mencari alasan, fokusmu akan langsung beralih ke mencari solusi. Ini mempercepat proses penyelesaian masalah dan meningkatkan efisiensi.

 * Pengembangan Diri yang Lebih Cepat: Setiap kegagalan atau masalah menjadi kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Kamu akan terus mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam dirimu.

 * Memimpin dengan Contoh: Sebagai pemimpin, Extreme Ownership adalah cara terbaik untuk menunjukkan kepada timmu bagaimana seharusnya bersikap. Ketika kamu mengambil tanggung jawab, timmu akan belajar untuk melakukan hal yang sama. Ini menciptakan budaya kerja yang positif dan produktif.

 * Meningkatkan Kontrol dan Kekuatan Pribadi: Ironisnya, dengan mengambil lebih banyak tanggung jawab, kamu justru akan merasa lebih berdaya. Kamu menyadari bahwa kamu memiliki kendali atas cara kamu merespons dan membentuk hasil, bahkan di tengah ketidakpastian.

dalam Kehidupan Sehari-hari - Actionesia

Bagaimana Menerapkan Extreme Ownership dalam Kehidupan Sehari-hari?

Menerapkan Extreme Ownership bukan berarti kamu harus menyalahkan diri sendiri untuk setiap hal buruk yang terjadi.

Ini tentang mengklaim kembali kekuatanmu untuk mempengaruhi hasil. Berikut langkah-langkah praktisnya:

1. Berhenti Mencari Alasan dan Pembenaran

Ini adalah langkah pertama dan paling sulit. Setiap kali ada masalah, hentikan refleks otomatis untuk menyalahkan orang lain atau situasi.

 * Latihan: Saat ada yang tidak beres, alih-alih mengatakan "Ini bukan salahku karena...", coba ganti dengan "Apa yang bisa saya lakukan agar ini tidak terjadi lagi?" atau "Bagian mana dari situasi ini yang berada dalam kendali saya?"

2. Fokus pada Apa yang Bisa Kamu Kontrol (Lingkaran Pengaruh)

Stephen Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People" memperkenalkan konsep Lingkaran Perhatian dan Lingkaran Pengaruh.

Orang yang proaktif fokus pada Lingkaran Pengaruh mereka.

 * Identifikasi: Buat daftar hal-hal yang membuatmu frustasi. Kemudian, pisahkan mana yang ada di Lingkaran Perhatian (tidak bisa kamu kontrol langsung) dan mana yang ada di Lingkaran Pengaruh (bisa kamu kontrol/pengaruhi).

 * Bertindak: Alihkan energimu dari mengkhawatirkan hal-hal di Lingkaran Perhatian ke bertindak pada hal-hal di Lingkaran Pengaruh. Misalnya, kamu tidak bisa mengontrol keputusan bos, tapi kamu bisa mengontrol kualitas kerjamu dan caramu berkomunikasi.

3. Komunikasi yang Jelas dan Terbuka

Banyak masalah muncul dari miskomunikasi. Dengan Extreme Ownership, kamu bertanggung jawab memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan dipahami.

 * Terapkan:

   * Sebagai komunikator, pastikan pesanmu sangat jelas, ringkas, dan tidak ambigu.

   * Sebagai pendengar, jangan sungkan untuk bertanya dan mengklarifikasi sampai kamu benar-benar paham. Asumsi adalah musuh.

   * Jika ada miskomunikasi, jangan salahkan orang lain karena "tidak mendengarkan". Tanyakan, "Bagaimana saya bisa menyampaikan pesan ini lebih efektif di lain waktu?"

4. Selalu Siapkan Rencana Cadangan (Contingency Plan)

Extreme Ownership mendorongmu untuk mengantisipasi potensi masalah dan menyiapkan mitigasinya.

 * Terapkan:

   * Sebelum memulai proyek atau tugas penting, tanyakan pada diri sendiri: "Apa saja hal yang bisa salah?"

   * Buat daftar skenario terburuk dan siapkan langkah-langkah untuk menghadapinya. Ini bukan pesimis, tapi realistis dan proaktif.

   * Misalnya, jika supplier A bermasalah, sudah ada supplier B yang siap. Jika software ini crash, ada backup data dan software pengganti.

5. Lakukan Review dan Belajar dari Setiap Hasil

Baik sukses maupun gagal, selalu ada pelajaran. Extreme Ownership berarti secara aktif mencari pelajaran tersebut.

 * Terapkan:

   * Setelah proyek selesai atau periode kerja tertentu, lakukan debrief atau post-mortem (analisis setelah kejadian).

   * Tanyakan: "Apa yang berjalan baik?", "Apa yang tidak berjalan baik?", dan yang terpenting, "Apa yang bisa kita lakukan secara berbeda (dan lebih baik) di lain waktu?"

   * Jangan hanya fokus pada kesalahan orang lain, tapi juga pada area di mana kamu bisa meningkatkan performamu.

Extreme Ownership dalam Kepemimpinan dan Tim

Bagi kamu yang memimpin tim atau memiliki bisnis, Extreme Ownership adalah fondasi kepemimpinan yang efektif.

 * Pemimpin Ambil Penuh Tanggung Jawab: Jika ada anggota tim yang gagal, itu adalah kegagalan pemimpin untuk melatih, membimbing, atau mendukung mereka dengan cukup baik.

 * Jangan Toleransi 'Menyalahkan': Ciptakan budaya di mana menyalahkan adalah tabu. Dorong tim untuk fokus pada solusi dan tanggung jawab pribadi.

 * Berikan Kepercayaan & Otonomi: Setelah kamu melatih dan memberikan arahan yang jelas, berikan kepercayaan kepada tim untuk mengambil alih tugas mereka. Namun, tetap bertanggung jawab penuh atas hasil akhirnya.

 * Bimbing, Bukan Mikro-Manage: Fokusmu adalah membimbing tim untuk mencapai tujuan, bukan mengontrol setiap detail pekerjaan mereka. Jika ada yang salah, itu adalah kesempatan untuk membimbing mereka, bukan menghukum.

Kendali Ada di Tanganmu

Pada akhirnya, Extreme Ownership adalah tentang mengambil kembali kendali atas hidupmu.

Ini adalah pola pikir yang memberdayakan, mengubahmu dari seorang yang pasif dan reaktif menjadi seorang yang proaktif dan memiliki kekuatan penuh untuk membentuk nasibmu sendiri.

Awalnya mungkin akan terasa berat, karena ini menuntut kejujuran dan kerendahan hati untuk mengakui bahwa kadang kita adalah bagian dari masalah. Tapi percayalah, begitu kamu merangkul Extreme Ownership, kamu akan merasakan kebebasan yang luar biasa.

Kamu tidak lagi terbelenggu oleh alasan atau pembenaran, melainkan termotivasi oleh kekuatan untuk bertindak dan mengubah setiap tantangan menjadi peluang.

Jadi, mulai sekarang, setiap kali ada masalah, sebelum menyalahkan siapapun, tanyakan pada dirimu: "Apa yang bisa saya lakukan? Bagaimana saya bisa mengambil Extreme Ownership atas situasi ini?"

Dengan mindset ini, tidak ada lagi yang bisa menghentikanmu.

Untuk pemahaman lebih dalam tentang bagaimana ownership mindset ini berakar pada fondasi pola pikir, jangan lewatkan artikel pilar kita: "Ubah Mindset, Hidup Berubah: Panduan Lengkap Anti-Berantakan".


Posting Komentar